Rabu, 16 April 2014

Geografi

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Nama Sorong berasal dari kata soren. Soren dalam bahasa Biak Numfor yang berarti laut yang daIam dan bergelombang. Kata Soren digunakan pertama kali oleh suku Biak Numfor yang berlayar pada zaman dahulu dengan perahu-perahu layar dari satu pulau ke pulau lain hingga tiba dan menetap di Kepulauan Raja Ampat. Suku Biak Numfor inilah yang memberi nama " Daratan Maladum" dengan sebutan SOREN yang kemudian dilafalkan oleh para pedagang Thionghoa, Misionaris clad Eropa, Maluku dan Sanger Talaut dengan sebutan Sorong. Kota Sorong dikenal dengan istilah Kota Minyak sejak masuknya para surveyor minyak bumi dari Belanda pada tahun 1908. Kota Sorong terkenal sebagai salah satu kota dengan Atribut peninggalan sejarah Heritage Nederlands Neuw Guinea Maschcapeij (NNGPM)  atau kota yang penuh dengan sisa-sisa peninggalan sejarah bekas perusahaan minyak milik Belanda. Kota Sorong sangatlah strategis karena merupakan pintu keluar masuk Provinsi Papua dan Kota Persinggahan. Kota Sorong juga rnerupakan Kota industri, perdagangan dan jasa,
karena Kota Sorong dikelilingi oleh Kabupaten - Kabupaten yang mempunyai Sumber Daya Alam yang sangat potensial sehingga membuka peluang bagi investor dalam maupun luar negeri untuk menanamkan modalnya.
Kota Sorong pada mulanya merupakan salah satu kecamatan yang dijadikan pusat pemerintahan Kabupaten Sorong. Namun daIam perkembangannya telah mengalami perubahan sesuai Peraturan Pemerintah No. 31 Tahun 1996 tanggal 3 Juni 1996 menjadi Kota Administratif Sorong. Selanjutnya berdasarkan Undang-Undang no. 45 Tahun 1999 Kota Administratif Sorong ditingkatkan statusnya rnenjadi daerah otonom sebagai Kota Sorong. Kemudian pada tanggal 12 Oktober 1999 bertempat di Jakarta dilaksanakan pelantikan Pejabat Walikota Sorong Drs. J. A. Jumame dan selanjutnya secara resmi Kota Sorong terpisah dari Kabupaten Sorong pada tanggal 28 Februari 2000.. Kota Sorong disamping sebagai Kota persinggahan dan pintu gerbang Provinsi Papua, Kota Sorong juga sebagai Kota Industri, Perdagangan dan Jasa.

B.     Rumusan Masalah

1.      Bagaimana kondisi fisis kota Sorong ?
2.      Bagaimana kondisi nonfisis kota Sorong ?

C.    Tujuan Masalah

1.      Untuk mengetahui kondisi fisis kota Sorong ?
2.      Untuk mengetahui kondisi nonfisis kota Sorong ?





















BAB II
PEMBAHASAN




A.    Kondisi Fisis

1.      Letak Geografis Kota Sorong

Secara geografis, Kota Sorong berada pada koordinat 131°51' BT dan 0° 54' LS dengan luas wilayah 1.105 km. Wilayah kota ini berada pada ketinggian 3 meter dari permukaan laut dan suhu udara minimum di Kota Sorong sekitar 23, 1 ° C dan suhu udara maximum sekitar 33, 7 °. Curah hujan tercatat 2.911 mm. Curah hujan cukup merata sepanjang tahun . Tidak terdapat bulan tanpa hujan, banyaknya hari hujan setiap bulan antara 9 - 27 hari. Kelembaban udara rata-rata tercatat 84 %.
Batas-batas geografis Kota Sorong adalah sebagai berikut :
·         ƒSebelah Barat : Selat Dampir
·         ƒSebelah Utara : Distrik Makbon & Selat Dampir
·         ƒSebelah Timur : Distrik Makbon
·         ƒSebelah Selatan : Distrik Aimas dan Distrik Salawati      Kabupaten Sorong
Luas Kota Sorong adalah 1.105 Km,terdiri dari 4 Distrik dan 20 Kelurahan yaitu :
1. Distrik Sorong membawahi :
·         ƒKelurahan Klademak
·         ƒKelurahan Remu Utara
·         ƒKelurahan Kialigi
·         ƒKelurahan Kampung Baru
·         ƒKelurahan Malawei
2. Distrik Sorong Timur membawahi :
·         ƒKelurahan Remu Selatan
·         ƒKelurahan Malanu
·         ƒKelurahan Klasaman
·         ƒKelurahan Klagete
·         ƒKelurahan Klawuyuk
·         ƒKelurahan Malaingkedi
3. Distrik Sorong Barat membawahi :
·         ƒKelurahan Klawasi
·         ƒKelurahan Rufei
·         ƒKelurahan Tanjung Kasuari
·         ƒKelurahan Saoka
·         ƒKelurahan Klabala
4. Distrik Kepulauan membawahi :
·         ƒKelurahan Dum Timur
·         ƒKelurahan Dum Barat
·         ƒKelurahan Soap
·         ƒKelurahan Raam

2.      Iklim dan Cuaca

Wilayah kota ini berada pada ketinggian 3 meter dari permukaan laut dan suhu udara berkisar antara 23, 1° C dan 33, 7° C. Curah hujan tercatat 2.911 mm³. Curah hujan cukup merata sepanjang tahun, dengan hari hujan setiap bulannya antara 9 - 27 hari. Sementara kelembaban udara rata-rata sekitar 84 %.Sorong termasuk dalam iklim tropika basah dengan curah hujan tahunan rata-rata 3.066 mm dan rata-rata jumlah hari hujan 193,3 hari pertahun.


3.      Kondisi Tofografi dan Geomorfologis

Topografi Kota Sorong, variatif. Ada pegunungan, lereng, bebukitan dan dataran rendah. Bagian timur dikelilingi hutan lindung dan hutan wisata. Warga Sorong, multietnik, baik Papua maupun pendatang. Keragaman ini juga terlihat dari segi agama yang dipeluk. Sorong, dalam keragaman keyakinan, warganya hidup rukun – kondisi yang mengantar Sorong pada kecemerlangan masa depannya.
Keadaan geologi Kota Sorong terdapat hamparan galian golongan C seperti batu gunung, batu kaIi, sirtu, pasir, tanah urug dan kerikil. Sedangkan jenis tanah yang terdapat di Kota Sorong adalah tanah latosal putih yang terdapat di pinggiran pantai Tanjung Kasuari dan
tanah fudsolikmerah kuning yang terdapat dihamparan seluruh kawasan Distrik Sorong Timur. Keadaan permukaan Kota Sorong yang terdiri dari gunung, buki-bukit dan dataran yang rendah yang ditandai dengan jurang, dan wilayah ini dialiri sungai-sungai sedang, kecil seperti sungai Rufei, sungai Klabala, sungai Duyung, sungai Remu, sungai Klagison, sungai Klawiki, sungai Klasaman dan sungai Klabtin.
a.       Potensi Alam
Kota ini memiliki banyak potensi alam yang melimpah ,kaya akan bahan tambang serta perikanan yang cukup melimpah.Selain itu kaya akan hasil-hasil tumbuhannya.
b.      Potensi Perdagangan
Diantara hasil-hasil alam yang diperdagangkan di kota ini diantaranya adalah berupa hasil alam seperti ikan campuran,ikan kerapu napoleon,kayu lapis,kepiting hidup,mutiara,udang beku,tuna atau cakalang,limbah minyak serta minyak mentah.
c.       Potensi Sosial Budaya
Masyarakat Papua (Sorong)  memiliki berbagai macam budaya tari-tarian yang biasa mereka sebut dengan Yosim Pancar (YOSPAN), yang didalamnya terdapat berbagai macam bentuk gerak seperti: (tari Gale-gale, tari Balada, tari Cendrawasih, tari Pacul Tiga, tari Seka, Tari Sajojo).
Selain itu kondisi sosialnya khususnya  toleransi umat beragama di kota ini sangat tinggi, hal ini terlihat dengan adanya saling bantu membantu dalam pembangunan rumah ibadah. Pada umumnya mayoritas penduduk lokal adalah pemeluk agama kristen sedangkan pemeluk agama islam di dominasi oleh pendatang. Agama tidak menjadi tolak ukur dalam setiap Pemilu, mereka lebih melihat kepada oknum atau calon yang di usung partai.
Agama yang berkembang di kota ini diantaranya Islam,Kristen,Budha dan Hindu.
d.      Potensi Pariwisata
Di kota ini selain potensi alam dijadikan tempat usaha dan menjadi sumber matapencaharian,kota sorong tentunya banyak memiliki tempat wisata yang masih alami,diantaranya :
1.      Pantai Casuari, pantai yang cocok untuk berenang atau snorkling.
2.      Semenanjung Kasuari, pantai yang panjang dan bersih menyimpan beragam karang yang eksotik,
3.      Pulau Buaya, sebuah pulau dengan lekungan pantai pasir kuning yang landai, lembut dan berair jernih cocok untuk berenang dan memancing.
4.      Mata Air Panas Klaijili, mata air panas alami yang dapat mengobati penyakit kulit ini terletak di wilayah Makbon.
5.      Pantai Tanjung Kasuari
6.      Tembok Berlin
7.      Pulau Dofior
8.      Pulau Senapan
9.      Pulau Doom

4.      Flora dan Fauna

Tumbuhan yang berkembang di kota ini pada dasarnya  meliputi tujuh jenis tanaman yaitu kelapa, kelapa sawit, kopi, cengkeh, coklat, pala, dan jambu mente.
Ada beranekaragam jenis fauna di kota ini. Hal ini dipengaruhi oleh iklim di Papua yang membuat hutan di papua menjadi subur dan lebat. Sorong memiliki jenis burung tertinggi di dunia yaitu 650 jenis burung, papua juga memiliki 125 jenis mamalia dan juga 223 jenis reptil. Salah satu yang ada di Sorong diantaranya yaitu Cendrawasih,Kasuari,Kanguru,dan Kanguru Pohon.

5.      Kondisi Demografis Kota Sorong

Berdasarkan hasil Pencacahan Sensus Penduduk 2010, jumlah penduduk Kota Sorong (Angka Sementara) adalah 190.341 jiwa, yang terdiri atas 99.898 laki-laki dan 90.446 perempuan. Jumlah penduduk terbanyak di Distrik Sorong Utara sebanyak 44.774 jiwa dan jumlah penduduk terkecil berada di Distrik Sorong Kepulauan dengan Jumlah penduduk 9.710 jiwa.
Perbandingan laki-laki dan perempuan atau sex ratio di Kota Sorong adalah sebesar 110,45 persen. Dari enam distrik yang ada di Kota Sorong, angka Sex Ratio tertinggi berada di Distrik Sorong Timur yaitu sebesar 114,97 persen.
Laju pertumbuhan penduduk Kota Sorong sebesar 7,02 persen per tahun. Distrik yang laju pertumbuhan penduduknya tertinggi adalah Distrik sorong Timur yakni 14,07 persen dan yang terendah adalah Distrik Sorong Kepulauan yakni sebesar 3,54 persen.
Dengan Luas wilayah 1.105 km² yang didiami penduduk 190.341 jiwa, maka rata-rata tingkat kepadatan penduduk Kota Sorong adalah sebesar 91 jiwa/km2. Kecamatan yang paling tinggi tingkat kepadatannya adalah Distrik Sorong Manoi yakni sebesar 313 jiwa/km², sedangkan yang paling terendah Distrik Sorong Kepulauan yakni 49 jiwa/km².


B.     Kondisi NonFisis Kota Sorong

1.      Sejarah

Sejak tahun 1945, sebelum Perang Dunia ke-II, yaitu semasa penjajahan Pemerintahan Belanda atas Kepulauan Indonesia, maka Kota Sorong pada sekitar tahun 1935 dibuka sebagai Base Camp Bataafse Petroleu Maatschappij (BPM) sedangkan pos pemerintahan mengambil lokasi pada Pulau Doom.Setelah penyerahan Irian Barat secara penuh oleh Penguasa Sementara PBB/ UNTEA (United Nations Temporary Executive Authority) kepada Pemerintah Republik Indonesia, maka pada tahun 1965 berdasarkan berbagai pertimbangan kemudian diangkat seorang wakil Bupati Koordinator yang berkedudukan di Sorong, dengan tugas:
1. Mengkoordinir pelaksanaan tugas pemerintahan oleh Kepala Pemerintahan Setempat (KPS) Sorong, Raja Ampat, Teminabuan dan Ayamaru.
 2. Mempersiapkan pemecahan Kota Irian Barat Bagian Barat menjadi 2 (dua) Kota.
Pada tahun 1969, dengan selesainya pelaksanaan Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera) maka perkembangan status dari Kota Administratif menjadi Kota Otonom ini tidak ada perubahan dalam pembagian wilayah dan keadaan sampai dengan akhir tahun 1972 adalah sebagai berikut:
·         Wilayah Pemerintahan Setempat Sorong dengan ibukota Sorong,
·         Wilayah Pemerintahan Setempat Raja Ampat dengan ibukota Sorong Doom,
·         Wilayah Pemerintahan Setempat Teminabuan dengan ibukota Teminabuan,
·         Wilayah Pemerintahan Setempat Ayamaru dengan ibu kota Ayamaru.
Pembagian wilayah di Sorong seperti tersebut di atas berlaku sampai tahun 1973 saat dilakukannya penghapusan wilayah-wilayah Kepala Daerah Setempat dan sejumlah distrik dan dibentuknya Pemerintahan Wilayah Kecamatan Tahap Pertama Tahun 1973-1974.
Kota Sorong pada mulanya merupakan salah satu kecamatan yang dijadikan pusat pemerintahan Kabupaten Sorong. Namun dalam perkembangannya telah mengalami perubahan sesuai Peraturan Pemerintah No. 31 Tahun 1996 tanggal 3 Juni 1996 menjadi Kota Administratif Sorong. Selanjutnya berdasarkan Undang-Undang no. 45 Tahun 1999 Kota Administratif Sorong ditingkatkan statusnya menjadi daerah otonom sebagai Kota Sorong


2.      Kondisi Perekonomian Daerah


Sektor industri pengolahan merupakan salah satu sektor yang memberikan kontribusi terbesar dalam pembangunan perekonomian Kota Sorong. Hal ini dapat terlihat dari sumbangan sektor industri pengolahan total PDRB Kota Sorong yang mencapai 26,22 % pada tahun 2002 . Berdasarkan jumlah tenaga kerjanya industri pengolahan dalam 4 (empat) kelompok yaitu, industri besar, industri sedang, industri kecil dan industri kerajinan Rumah Tangga. Pada tahun 200 terdapat 107 unit usaha sektor industri pengolahan pangan yang mampu menyerap 1.039 tenaga kerja. Total investasi pada sektor ini mencapai 9,65 % miliar rupiah dengan nilai produksinya sebesar 16,02 miliar rupiah. Sedangkan untuk kelompok industri sandang dan kulit di Kota Sorong mampu menyerap 335 tenaga kerja pada 142 unit usaha. Total investasi pada sektor ini mencapai 1,72 miliar rupiah dengan total nilai produksinya sebesar 2,12 rnilar rupiah. Dan pada kelompok industri logam , mesin dan kimia non fasilitas di Kota Sorong terdapat 116 unit usaha yang mampu menyerap tenaga kerja sebesar 1.017 orang. Total investasi pada sektor ini mencapai 11,80 miliar rupiah, sedangkan nilai produksinya sebesar 1,79 miliar rupiah. Perkembangan dalam sektor perdagangan telah memberi andil cukup besar dalam pembangunan bahkan ada komoditi yang telah menjadi komoditi ekspor sejak tahun 1998. Realisasi nilai ekspor telah mencapai 112.246.216.86 US$ . Negara-negara tujuan ekspor tersebut antara lain adalah Jepang, Taiwan dan Cina dengan komoditi andalan hasil olahan perikanan. Dengan jumlah perusahaan pengekspor berjumlah 20 perusahaan.
Keadaan penduduk kota sorong memiliki mata pencaharian yang berbeda-beda,mereka memanfaatkan lahan lahan yang kosong untuk dijadikan lahan ladang sekaligus usaha.Selain itu banyak juga yang bernata pencaharian sebagai penangkap ikan-ikan dilaut. Produksi perikanan di sini berorientasiekspor, mencakup udang, tuna/cakalang, pelagis, demersal, ikan campur dan hasil olahan. Sementara itu untuk sektor perkebunan, komoditas unggulannya antara lain kelapa sawit, kakao, kelapa dalam, kopi, pala, cengkeh, jambu mete dan pinang. Selain itu arah pemerintah Provinsi Papua Barat telah mencoba mengembangkan potensi pertambangannya melalui kebijakan umum bidang pertambangan dan energi dengan titik berat pada bidang minyak dan gas bumi, geologi dan sumber daya mineral, kelistrikan dan pemanfaatan energi serta bidang lingkungan hidup. Dalam tahun anggaran 2005, dilaksanakan beberapa kegiatan di bidang geologi dan air bawah tanah, pembinaan usaha pertambangan umum, serta prasarana kelistrikan dan kegiatan pengembangan dan pemanfaatan energi.

3.      Pendidikan

Dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia,pendidikan mempunyai peranan sangat penting. Salah satu masalah yang bisa menjadi penghalang dalam pembanguna adalah rendahnya kualitas sumber daya manusia. Oleh karena itu pembangunan di sektor pendidikan ditempatkan pada prioritas yang utama.
Berbagai program pembinaan pendidikan yang dilaksanakan sejak awal telah membawa kemajuan, terlihat dengan adanya peningkatan partisipasi pada semua jenjang pendidikan. Jumlah fasilitas pendidikan yangterus ditingkatkan dan peningkatan mutu tenaga pengajar yang terus menerus dilakukan baik melalui penataran guru, penyetaraan Diploma II, penyediaan buku,  aIat peraga dan alat ketrampilan. Kesejahteraan guru juga harus ditingkatkan secara bertahap.
Adapun, jumlah gedung sekolah di Kota Sorong pada tahun ajaran 2003/2004 sebanyak 144 gedung sekolah yang terdiri dari 32 TK, 68 SD, 22 SLTP, 16 SLTA Umum dan 6 SLTA Kejuruan dan 10 Perguruan Tinggi. Jumlah guru TK coda Tahun ajaran 2003/2004 berjumlah 100 guru dengan 1.614 murid. Dengan demikian beban kerja guru TK pada Tahun ajaran 2003/2004 adalah 19 murid per satu guru. Disisi lain jumlah guru SD bertambah. Penambahan guru SD ini ternyata mampu mengimbangi penambahan murid SD yang jumlah setiap tahunnya dipastikan akan terus bertambah. Hal ini dapat dilihat dad beban kerja guru SD turun dad 30 murid per satu guru pada tahun 2000/2001 menjadi 24 murid per satu guru. Begitu juga terjadi pada guru SLTP dan SLTA Kejuruan maupun Umum. Jumlah Perguruan Tinggi di Kota Sorong sebanyak 10 yang terdiri dad 2 Perguruan Tinggi Kedinasan dan 8 Perguruan Tinggi Swasta. Jumlah tenaga pengajar dosen sebanyak 351 orang yang terdiri dari 118 dosen tetap dan 233 dosen tidak tetap, jumlah mahasiswa sebanyak 4.396 orang.
Meski perkembangan pendidikan baik Sekolah Negeri maupun Swasta di Kota Sorong mengalami kenaikan dari tahun ke tahun, namun tetap masih mengalami berbagai kendala.
Berbagai kendalan tersebut diantaranya adalah :
·         ƒ  terbatasnya kesadaran masyarakat
·         ƒ  fasilitas pendidikan
·         ƒ  belum sempurnanya manajemen pendidikan yang ada
·         ƒ  terbatasnya tenaga pengajar yang berkualitas
·         ƒ  kurangnya koordinasi antar dinas/instansi terkait dalam penanganan masalah pendidikan
·         ƒ  terbatasnya dana pendidikan yang ada

4.      Kesehatan

Disamping pembangunan pendidikan, pembangunan kesehatan juga merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia. Pembangunan di bidang ini dilakukan secara terpadu dan berkesinambungan.
Tantangan utama dari upaya peningkatan kualitas kesehatan di kota Sorong adalah bagaimana upaya untuk meningkatkan kerjasama lintas sektor yang lebih berdaya dan berhasi guna, mengingat selama ini kerjasama seperti ini belum pernah diterapkan.
                  Menurut data yang telah diperoleh,Kota Sorong ini masih merupakan kota yang kurang akan tenaga medis serta fasilitas kesehatannnya belum cukup memadai.Di Kota ini berdiri Puskesmas-puskesmas yang masih kekurangan  tenaga medis.Begitu juga di rumah sakitnya,dokter-dokter nya pun masih sedikit.


























Analisis Kota

Letak kota Sorong sangatlah strategis karena merupakan pintu keluar masuk Provinsi Papua dan kota persinggahan.Kota Sorong juga merupakan kota Industri,Perdagangan dan Jasa, karena Kota Sorong dikelilingi oleh Kabupaten-kabupaten yang mempunyai sumber daya alam yang sangat potensial sehingga membuka peluang bagi investor dalam maupun luar negeri untuk menanamkan modalnya.
Kota ini juga memiliki potensi wisata yang dapat dikembangkan terdapat perpaduan peninggalan sejarah dan keaslian alami serta keunikan Kota Sorong yang memiliki kota dengan pemandangan laut serta perpaduan panorama bentangan alam Pulau Waigeo, Bantata, dan Salawati yang merupakan satu gugusan kepulauan Raja Ampat, Taman rekreasi Pantai Tanjung Kasuari dengan pesona pasir putihnya.
 Di sektor pertambangan, hasil tambang daerah ini berupa minyak bumi, batu gunung, batu kali, sirtu, pasir, tanah urug, dan kerikil. keberadaan infrastruktur berupa jalan darat yang memadai akan lebih memudahkan untuk berinteraksi sehingga memperlancar baik arus barang maupun jasa, Di Kota ini juga terdapat Bandara Sorong yang terletak di Sorong.
Kota ini memiliki banyak potensi alam yang melimpah,baik bahan tambang,flora maupun fauna,namun dalam pengelolaannya masyarakat di kota ini masih termasuk masyarakat yang tertinggal,karena kurangnya sarana pendidikan serta tenaga kependidikan yang kurang berkualitas.Begitu juga dengan sarana
teknologi yang kurang memadai membuat masyarakat di kota ini tertinggal.







BAB III
KESIMPULAN


Nama Sorong berasal dari kata soren. Soren dalam bahasa Biak Numfor yang berarti laut yang daIam dan bergelombang. Kata Soren digunakan pertama kali oleh suku Biak Numfor yang berlayar pada zaman dahulu dengan perahu-perahu layar dari satu pulau ke pulau lain hingga tiba dan menetap di Kepulauan Raja Ampat. Suku Biak Numfor inilah yang memberi nama " Daratan Maladum" dengan sebutan SOREN yang kemudian dilafalkan oleh para pedagang Thionghoa, Misionaris clad Eropa, Maluku dan Sanger Talaut dengan sebutan Sorong. Kota Sorong dikenal dengan istilah Kota Minyak sejak masuknya para surveyor minyak bumi dari Belanda pada tahun 1908.
Kota Sorong merupakan kota yang kaya akan hasil alamnya,baik pertambangan,perkebunan serta perikanan.Namun karena kurannya fasilitas pendidikan,lemahnya informasi,membuat kota ini termasuk kota yang tertinggal.















DAFTAR PUSTAKA

www.cuaca.co.id
http://papuabaratdaya.blogspot.com
http://regionalinvestment.bkpm.go.id

http://id.wikipedia.org